I. PENDAHULUAN
1.1. latar Belakang
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip . Crustacea mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya (Wikipedia, 2010)
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum sehingga kita lebih mengetahui secara luas mengenai Phylum Crustacea serta peranannya dalam lingkungan masyarakat.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui phylum porifera secara morfologi dan anatomi serta bagian-bagian dari Crustacea, dapat mengklasifikasikan Phlum Crustacea dan Membedakan jantan dan betina.
Manfaat praktikum ini adalah sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis mengenai Phylum Crustacea
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi
Klasifikasi Udang Windu (Penaeaus monodon), Wikipedia (2010) adalah sebagai berikut
Kingdom : animalia
filum : crustacea
Kelas : malacoctraca
Ordo : calanoida
Famili : peneidae
Genus : penaeus
Spesies : penaeus monodon

Gambar 1. Udang windu (panaeus monodon)
Klasifikasi Udang Putih (Penaeaus marguensis) menurut Wikipedia (2010) adalah sebagi berikut:
Kingdom : animalia
filum : crustacea
Kelas : malacostraca
Ordo : decapoda
Famili : peneidae
Genus : peneaus
Spesies : penaeus marguensis

Gambar 2. Udang putih (Penaeus marguensis)
Klasifikasi Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) menurut Wikipedia (2010) adalah sebagai berikut:
Kingdom : animalia
filum : arthropoda
Kelas : malacostraca
Ordo : decapoda
Famili : portunidae
Genus : portunus
Spesies : portunus pelagicus

Gambar 3. Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus)
Klasifikasi Kepiting Bakau (Scylla serrata), menurut Wordpress (2010), adalah sebagai berikut:
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : malacostraca
Ordo : decapoda
Famili : portunidae
Genus : scylla
Spesies : scylla serrata

Gambar 4. Morfologi Kepiting Bakau (Scylla serrata)
Seorang ahli bernama Patasik (2004) mengklasifikasikan lobster , adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Malacostraca
Seri : Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Reptantia
Famili : Parastacidae
Genus : Cherax
Spesies : Cherax quadricarinatus.
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Malacostraca
Seri : Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Reptantia
Famili : Parastacidae
Genus : Cherax
Spesies : Cherax quadricarinatus.
2.2. Morfologi dan Anatomi
Tubuh Udang Windu (panaeus monodon) dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing (Anonim, 2010)
Spesies udang putih (Peanaeus marguensis) Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi (Wikipedia, 2010).
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxillipedcarapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang . Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda (Wikipedia, 2010) yang rata, dan bagian depan dari
Secara umum morfologi rajungan berbeda dengan kepiting bakau, di mana rajungan (Portunus pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing. Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air. Bila kepiting hidup di perairan payau, seperti di hutan bakau atau di pematang tambak, rajungan hidup di dalam laut. Rajungan memang tergolong hewan yang bermukim di dasar laut, tapi malam hari suka naik ke permukaan untuk cari makan. Makanya rajungan disebut juga “swimming crab” alias kepiting yang bisa berenang. Induk rajungan mempunyai capit yang lebih panjang dari kepiting bakau, dan karapasnya memiliki duri sebanyak 9 buah yang terdapat pada sebelah kanan kiri mata. Bobot rajungan dapat mencapai 400 gram, dengan ukuran karapas sekitar 300 mm (12 inchi), Rajungan bisa mencapai panjang 18 cm, capitnya kokoh, panjang dan berduri-duri. Rajungan mempunyai karapas berbentuk bulat pipih dengan warna yang sangat menarik. Ukuran karapas lebih besar ke arah samping dengan permukaan yang tidak terlalu jelas pembagian daerahnya. Sebelah kiri dan kanan karapasnya terdapat duri besar, jumlah duri sisi belakang matanya sebanyak 9, 6, 5 atau 4 dan antara matanya terdapat 4 buah duri besar(Wordpress,2010).
2.3. Habitat dan Penyebarannya
Crustacea dapat hidup dari berbagai habitat baik di air tawar, laut, dan daratan. Jenis-jenis yang hidup di darat umumnya membuat lubang dan ada jenis-jenis tertentu yang hidup di puncak poho. Kehidupan yang dijalaninya juga amat beragam seperti plankton, bentos, epizon dan parasit (Aslan dkk, 2010).
2.4. Reproduksi dan Daur Hidup
Perkembangbiakan spons dilakukan baik secara seksual maupun aseksual. Dengan cara aseksual mereka menghasilkan tunas dan apa yang disebut gamul (gammules). Tunas tersebut dapat terlepas dan membentuk hewan terpisah atau tetap menempel seperti pada leucosolenia, bahkan suatu kumpulan hewan-hewan yang rumit dihasilkan dan dapat menjadi besar. Dalam perkembangbiakan seksual, telur dan spermatozoa berasal dari sel amoeba yang berkeliaran dilapisan -lapisan tengah seperti pada tipe sycon (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
2.5. Makanan dan Kebiasaan Makan
Makanan dan kebiasaan makan pada crustacea sangat beraneka ragam, misalnya filter feeders, pemakan bangkai, herbivora, karnivora atau parasit. Filter feeders (penyaring makanan) mendapatkan makan dengan cara menyaring plankton, detritus dan bakteri menggunakan setae, bukan cilia (Aslan dkk, 2010).
2.6. Nilai Ekonomis
Sebagian besar Crustacea dimanfaatkan manusia sebagai makanan yang kaya protein hewani, contohnya adalah udang, kepiting, dan rajungan. Namun, beberapa jenis Crustacea juga dapat merugikan manusia, contohnya yuyu yang dapat merusak tanaman padi di sawah dan ketam kenari perusak tanaman kelapa di Maluku. Sub-kelas Entomostraca juga dimanfaatkan manusia sebagai pakan ikan untuk industri perikanan (Wikipedia, 2010).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu danTempat
Praktikum filum crustacea dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 Oktober 2010, pukul 15.00-17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada Praktikum Phylum Crustacea
No. | Alat dan Bahan | Kegunaan |
1. | Alat : | |
· Baki (Dissecting-pan) | Wadah menyimpan objek | |
· Pisau bedah (Scalpel) | Alat memotong dan membedah objek | |
· Pinset (Forceps) | Alat mengambil bahan | |
· Alat tulis menulis | Mencatat hasil pengamatan | |
· Buku gambar | Menggambar hasil pengamatan | |
2. | Bahan : | |
· Kepiting Bakau (Scyla Serrata · Kepiting Rajungan (Portunus Pelagicus) · Udang Putih (Panaeus Merguensis) · Udang Windu (Panaeus Monodon) · Lobster (Panulirus spp.) | Objek yang diamati Objek yang diamati Objek yang diamati Objek yang diamati Objek yang diamati |
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini ialah sebagai berikut :
· Melakukan pengamatan pada organisme yang telah diambil dari perairan
· Meletakkan organisme pada baki kemudian mengidentifikasi bagian-bagian organisme tersebut
· Menggambar bentuk secara morfologi dan anatomi bagian-bagian yang telah diidentifikasi dan diberi pada buku gambar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada phylum Crustacea :
(A) (B)
Gambar 6. Morfologi Kepiting Bakau (Scyla Serrata) (A) tampak dari depan, (B) tampak dari belakang
(A) (B)
Gambar 7. Morfologi Kepiting Rajungan (Portunus Pelagicus) (A) tampak dari depan, (B) tampak dari belakang
Gambar 8. Morfologi Udang Putih (Panaeus Merguensis)
Gambar 8. Morfologi Udang Windu (Panaeus Monodon)
Gambar 8. Morfologi Udang Windu (Panaeus Monodon)
4.2. Pembahasan
Pada pengamatan ini kami melakukan pengamatan pada Phylum Crustacea. Pada Phylum Crustacea ini yang diamati pada kelas decapoda dan malacostraca. Pada kelas Decapoda bahan amatan yang kami amati adalah udang putih (Penaeus merguensis) dan udang windu (Penaeus monodon). Dan untuk kelas Malacostraca yang kami amati adalah kepiting bakau (Scylla serrata), kepiting rajungan (portunus pelagicus), dan lobster (panulirus spp.).
Pada pengamatan Kepiting bakau (Scylla serata) dapat diketahui morfologi dan anatominya yaitu ; bingkai mata, capit, mata, karapas, kaki renang, mulut, dan alat kelamin.
Klasifikasi Kepiting Bakau (Scylla serrata), menurut Wordpress (2010), adalah sebagai berikut:
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : malacostraca
Ordo : decapoda
Famili : portunidae
Genus : scylla
Spesies : scylla serrata
Untuk membedakan kepiting jantan dan betina dapat dilakukan secara eksternal. Pada kepiting bakau jantan tempat, tempat di mana organ kelamin menempel pada bagian perutnya, berbentuk segitiga dan agak meruncing. Sedangkan pada kepiting betina bentuknya cenderung membulat. Membedakan jenis kelamin juga dapat dilakukan dengaan membandingkan pertumbuhan berat capit terhadap berat tubuh. Kepiting jantan dan betina yang lebar karapasnya 3 cm – 10 cm berat capitnya sekitar 22 % dari berat tubuh. Setelah ukuran karapasnya mencapai 10 cm -15 cm, capit kepiting jantan menjadi lebih berat yakni 30% - 35 % dari berat tubuh, sementara capit betina tetap sama 22 %. Membedakan jantan dan betina kepiting dapat dilakukan dengan melihat ruas – ruas abdomennya. Pada kepiting jantan, ruas – ruas abdomennya sempit, sedangkan pada kepiting betina lebih lebar.
Pada pengamatan kepiting rajungan (Portunus pelagicus) terlihat struktur morfologinya meliputi: bingkai mata, capit, mata, karapas, kaki jalan, kaki renang, antena, mulut, dan alat kelamin.
Klasifikasi Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) menurut Suwignyo (2005) adalah sebagai berikut:
Kingdom : animalia
filum : crustacea
Kelas : cirripedia
Ordo : rhizochepala
Famili : portunidae
Genus : portunus
Spesies : portunus pelagicus
Pada Kepiting Rajungan (Portunus Pelagicus) terlihat menyolok perbedaan antara jantan dan betina. Ukuran rajungan antara yang jantan dan betina berbeda pada umur yang sama. Yang jantan lebih besar dan berwarna lebih cerah serta berpigmen biru terang. Sedang yang betina berwarna sedikit lebih coklat. Rajungan jantan mempunyai ukuran tubuh lebih besar dan capitnya lebih panjang daripada betina. Perbedaan lainnya adalah warna dasar, rajungan jantan berwarna kebiru-biruan dengan bercak-bercak putih terang, sedangkan betina berwarna dasar kehijau-hijauan dengan bercak-bercak putih agak suram. Perbedaan warna ini jelas pada individu yang agak besar walaupun belum dewasa
Pada pengamatan Udang putih (Peneus merguensis), dapat diketahui bentuk morfologi dan anatomi yaitu antena, mata, kaki jalan, kaki renang, perut, urupoda, dan telson.
Klasifikasi Udang Putih (Penaeaus marguensis) menurut Wikipedia (2010) adalah sebagi berikut:
Kingdom : animalia
filum : crustacea
Kelas : malacostraca
Ordo : decapoda
Famili : peneidae
Genus : peneaus
Spesies : penaeus marguensis
Bagian kepala Udang Putih menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.
Pada pengamatan udang windu (Penaeus monodon) terlihat struktur morfologinya yaitu antena, maxila, mata, antenula, kaki jalan, kalapas, kaki renang, perut, urupoda, dan telson.
Klasifikasi Udang Windu (Penaeaus monodon), menurut Wikipedia (2010) adalah sebagai berikut :
Kingdom : animalia
filum : crustacea
Kelas : malacoctraca
Ordo : calanoida
Famili : peneidae
Genus : penaeus
Spesies : penaeus monodon
Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson.
Pada pengamatan lobster (Panulirus spp.) terlihat struktur morfologinya yaitu capit, mata, kepala, kaki jalan, thorax, karapas, kaki renang, dan telson.
Seorang ahli bernama Patasik (2004) mengklasifikasikan lobster , adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Malacostraca
Seri : Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Reptantia
Famili : Parastacidae
Genus : Cherax
Spesies : Cherax quadricarinatus.
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Malacostraca
Seri : Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Reptantia
Famili : Parastacidae
Genus : Cherax
Spesies : Cherax quadricarinatus.
Tubuh lobster terbagi dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan terdiri dari bagian kepala dan dada. Kedua bagian itu disebut chepaalotorax. Kepala udang ditutupi oleh cangkang kepala, yang disebut karapas. Kelopak kepala bagian depan disebut rostrum atau cucuk kepala. Bentuknya runcing dan bergerigi. Kepala lobster terdiri dari enan ruas. Pada bagian itu terdapat beberapa organ lain. Sepasang mata berada pada ruas pertama. Kedua mata itu memiliki tangkai dan bisa bergerak. Pada ruas kedua dan ketiga terdapat sungut kecil, yang disebut antenula, dan sungut besar yang disebut antena. Bagian belakang terdiri dari badan dan ekor. Kedua bagian itu disebut abdomen. Pada bagian atas abdomen ditutupi dengan enam buah kelopak. Sedangkan bagian bawahnya tidak tertutu, tetapi berisi kaki enam kaki renang. Ekor terdiri dari bagian tengah yang disebut telson, dan bagian samping yang disebut uropda. Bagian depanBagian depan terdiri dari bagian kepala dan dada. Kedua bagian itu disebut chepaalotorax. Kepala udang ditutupi oleh cangkang kepala, yang disebut karapas. terdiri dari bagian kepala dan dada. Kedua bagian itu disebut chepaalotorax. Kepala udang ditutupi oleh cangkang kepala, yang disebut carapace atau karapaks.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepiting bakau (Scylla serata) dapat diketahui morfologi dan anatominya yaitu ; bingkai mata, capit, mata, karapas, kaki renang, mulut, dan alat kelamin.
dactilus, propondus, basis, mata, Ischium, Merus, Gigi, tarsus, propondus, kaki renang, dactilus, karapaks, propondus, kaki jalan. Untuk membedakan kepiting jantan dan betina dapat dilakukan secara eksternal. Pada kepiting bakau jantan tempat di mana organ kelamin menempel pada bagian perutnya, berbentuk segitiga dan agak meruncing. Sedangkan pada kepiting betina bentuknya cenderung membulat.
2. Morfologi pada kepiting rajungan meliputi : bingkai mata, capit, mata, karapas, kaki jalan, kaki renang, antena, mulut, dan alat kelamin.Pada Kepiting Rajungan (Portunus Pelagicus) terlihat menyolok perbedaan antara jantan dan betina. Ukuran rajungan antara yang jantan dan betina berbeda pada umur yang sama. Yang jantan lebih besar dan berwarna lebih cerah serta berpigmen biru terang. Sedang yang betina berwarna sedikit lebih coklat. Rajungan jantan mempunyai ukuran tubuh lebih besar dan capitnya lebih panjang daripada betina. Perbedaan lainnya adalah warna dasar, rajungan jantan berwarna kebiru-biruan dengan bercak-bercak putih terang, sedangkan betina berwarna dasar kehijau-hijauan dengan bercak-bercak putih agak suram. Perbedaan warna ini jelas pada individu yang agak besar walaupun belum dewasa
3. Morfologi dan anatomi dari Udang Putih yaitu antena, mata, kaki jalan, kaki renang, perut, urupoda, dan telson.
4. Morfologi dan anatomi dari Udang Putih yaitu antena, maxila, mata, antenula, kaki jalan, kalapas, kaki renang, perut, urupoda, telson.
5. Morfologi dari Lobster (Panulirus spp.) yaitu capit, mata, kepala, kaki jalan, thorax, karapas, kaki renang, dan telson.
5.2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan adalah sebaiknya pengamatan pada filum crustacea kedepannya yaitu menggunakan alkohol agar saat di ruangan Laboratorium tidak bau sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Aslan, dkk. 2010. Penuntun praktiukum Avertebrata Air. Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan, Universitas Haluoleo Kendari
Anonim. 2010. Morfologi dan anatomi udang Windu Http://mengenaludangwindu.blogspot.com/2009/04/morfologi-dan anatomi udang-windu-dan.html. 3 Oktober 2010.
Romimohtarto, K., dan Sri Juwana, 2001. Biologi laut. Djambatan. Jakarta.
Wikipedia. 2010. Crustacea. Http://id.wikipedia.org/wiki/Crustacea. 10 Oktober 2010.
Wikipedia.2010.PanaeusMonodon.Http://en.wikipedia.org/wiki/Penaeus_monodon.
10 Oktober 2010.
Wikipedia. 2010. Udang Putih.Http://ms.wikipedia.org/wiki/Udang_putih_besar.
3 Oktober 2010
Wikipedia. 2010. Kepiting. Http://id.wikipedia.org/wiki/Kepiting. 3 Oktober 2010
Wordpress. 2010. Klasifikasi dan Morfologi Kepiting Bakau. Http://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/21/KLASIFIKASIDANMORFOLOGI KEPITING BAKAU « Zona_ik@n.html. 3 Oktober 2010.
Wordpress. 2010. Klasifikasi Rajungan. Http://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/21/ Klasifikasi Rajungan. 3 Oktober 2010.